<img src="http://b.scorecardresearch.com/p?c1=2&c2=15220176&cv=2.0&cj=1" />

UPS Terpadu di UI Depok Bikin Bau

Citizen6, Depok: Bau sampah busuk menusuk bercampur bau kimia yang tak sedap itu menari-nari di udara di sekitar gedung Z Jurusan Teknik Grafika dan Penerbitan (TGP), Politeknik Negeri Jakarta (PNJ), Kampus Baru UI, Depok. Ada apa ini? Siapa pemilik dan pencipta bau sampah ini? Darimana datangnya? Sejak kapan bau ini hadir dan kapan bau ini akan hilang? Kenapa bau ini bisa ada? Apa yang terjadi? Pertanyaan-pertanyaan itu ramai berlarian mencari jawaban yang tak dapat dijumpai dalam benak kita dan kini menari bersama udara kampus yang tercemar.

Siapa yang belum tau isu hangat menjelang panas yang menjadi perhatian khusus penghuni kampus PNJ. Khususnya mahasiswa di gedung Jurusan TGP yang bersebelahan dengan gedung tanpa nama yang ternyata merupakan Unit Pengolahan Sampah (UPS). Mahasiswa di jurusan TGP-lah yang pertama menyadari keberadaan dan beroperasinya UPS. Bagaimana tidak? Polusi udara yang ditimbulkan saat proses pengolahan sampahnya dirasakan langsung oleh penghuni gedung jurusan TGP di kampus Politeknik Negeri Jakarta.

UPS yang terletak di sisi kanan Jln. Prof. Dr. Siwabessy merupakan UPS milik UI, satu-satunya akses menuju kampus hijau PNJ. UPS ini dibangun oleh Pemkot Depok yang bekerjasama dengan Universitas Indonesia.  UPS dibangun dalam rangka realisasi Pemkot Depok ‘Menuju Depok Bersih’. Langkah yang diambil Pemkot Depok adalah dengan membangun 13 UPS baru di Depok, salah satunya adalah di area Kampus Baru UI.

Universitas Indonesia ternyata merupakan salah satu penyuplai sampah terbesar di Kota Depok, 30-35 m³/hari adalah volume sampah yang disumbangkan. Angka yang besar dan mencengangkan, setara dengan volume sampah/hari se-kecamatan. Sebelum berdirinya UPS di depan PNJ, sampah yang dihasilkan UI dibuang ke UPS di daerah Cipayung. Volume sampah UI begitu tinggi, akhirnya dibangunlah UPS Universitas Indonesia tepat di depan PNJ.



Suku Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkot Depok adalah pihak ke-1. Universitas Indonesia adalah pihak ke-2. Dan tahukah anda? Ada pihak ke-3 yang terjun langsung dalam pengelolaan dan pengolahan sampah di UPS UI? Siapakah pihak ke-3? PT. Alam Sanita Mandiri, Perusahaan Outsourcing inilah yang bekerjasama  dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Pemkot Depok dalam pengolahan sampah di Depok. UI selaku pihak ke-2 berperan sebagai penyedia lahan dan penyuplai sampah serta memonitori volume sampah yang masuk ke UPS setiap harinya. Pihak ke-1, Pemkot Depok berperan dalam pembangunan gedung dan pengadaan alat serta bertanggung jawab atas pendanaan untuk UPS UI.

Pemkot Depok dan UI mencapai kata sepakat dalam pembangunan UPS yang katanya ‘beda dengan UPS di luar kampus’. Dibuatlah masterplan mitra kerjasama antara kedua belah pihak. Adanya lahan dan biaya pembangunan serta pengadaan alat, UPS UI yang terletak tepat di depan PNJ pun berdiri. Paska pembangunan UPS, Pemkot Depok, Perusahaan outsorcing dan Pihak UI  yang terdiri dari Profesor-profesor Dosen Lingkungan Hidup di UI dan beberapa mahasiswa UI Fakultas MIPA hadir dalam uji kelayakan mesin untuk UPS yang ‘beda dengan UPS di luar kampus’ atau lebih dikenal dengan ‘UPS TERPADU’.

 Uji kelayakan meliputi  polusi suara (angka kebisingan mesin), polusi udara (aroma tidak sedap) saat proses pengolahan sampah. Semua lolos uji kelayakan di uji coba mesin. Hitung-hitungan volume sampah pun sudah dilakukan sejak awal. Di area gedung UPS terdapat gedung bercat putih yang dipersiapkan untuk jadi ‘Laboratorium’ namun sampai sekarang gedung itu terbengkalai. Sangat disayangkan, setelah lolos Uji coba dan kelayakan, Perusahaan Outsorcing menggunakan mesin yang berbeda dengan yang sekarang beroperasi.

Saat ini mereka menggunakan Mesin ‘Incinerator’, keberadaannya dilarang namun mereka mengoperasikannya. Padahal mesin ini menghasilkan polusi udara yang diluar batas normal dan sangat berbahaya untuk lingkungan. Penggunaan mesin tidak diketahui Pemkot Depok dan UI. Setelah UI mendapat kabar terbaru dari Pak Rafi’i Pemonitor sampah UI, Ahli Teknik Lingkungan (Dosen UI) mengetahui keberadaan mesin ini dan beliau ‘menolak keras’ penggunaan ‘Incinerator’.

 Banyak yang ditutup-tutupi setelah UI mengetahui penggunaan mesin yang dilarang. Akses pemonitor UPS UI pun sebatas pendataan volume sampah yang masuk ke UPS, hanya itu. Dari awal belum ada kesepakatan yang jelas mengenai mesin pengolahan sampah yang disetujui kedua belah pihak. MOU dan lembar kerjasama yang sudah ada sejak awal berdirinya UPS dipertanyakan. MOU ternyata sedang dalam perbaikan bulan Oktober lalu. Memasuki awal bulan November perbaikan MOU seharusnya sudah selesai namun sampai saat ini belum bisa dilihat oleh pihak mahasiswa UI maupun PNJ yang ternyata masih draft perbaikan MOU.

Sebelumnya isu UPS UI pernah dimuat di salah satu media cetak dengan redaksional Pihak ke-3 atas nama PT. Sagita bukan PT. Alam Sanita Mandiri. Sedangkan produk yang dihasilkan berupa kompos, didistribusikan bukan atas nama PT. Sanita Alam Mandiri atau PT. Sagita melainkan PT. Pandawa. Tidak hanya itu, mengenai pembayaran pihak ke-3 pun tidak ada yang tau. Pembinaan Lingkungan Kampus (PLK) UI menyatakan bahwa tidak ada aliran pos dana pembayaran untuk pihak ke-3. Dan sampai saat ini UPS UI masih belum diresmikan oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan(DKP) Pemkot Depok.(kw)
    
Penulis:
Ashma Mardhiyatu Musyaffa
Depok, mardhiyatuashxxx@yahoo.com

Baca Juga:
Polemik Gas Alam di Depok
Kemacetan di Depok Makin Semrawut
Segera Dibangun 3 Jembatan Penyeberangan di Depok

Disclaimer:

Citizen6 adalah media publik untuk warga. Artikel di Citizen6 merupakan opini pribadi dan tidak boleh menyinggung SARA. Isi artikel menjadi tanggung jawab si penulisnya.

Anda juga bisa mengirimkan link postingan terbaru blog Anda atau artikel disertai foto seputar kegiatan komunitas atauopini Anda tentang politik, kesehatan, keuangan, wisata, social media dan lainnya ke Citizen6@liputan6.com

Mulai 7 Januari sampai 17 Januari 2014 Citizen6 mengadakan program menulis bertopik dengan tema "Warga Mengadu". Ada hadiah dari Liputan6.com dan Dyslexis Cloth bagi 6 artikel terpilih. Caranya bisa disimak di sini.

0 Comments

    Popular Videos

    Popular Photos